Diantara Dua Pilihan
Dalam sebuah persoalan pribadiku sangatlah bimbang dan ragu akan apa yang harus dilakukan, entah itu baik dan buruk, suka dan tidak suka, negatif ataupun positif itu urusan Tuhan, kita hanya bisa, mereka-reka, berusaha dan pasrah akan takdir (Wallahu a’lam). Akan tetapi, dari sekian masukan, pendapat bahkan kritikan yang mengarah pada sikap dan emosional pada kondisi tempramen ini membuat hatiku tambah bimbang dan gak tahu apa yang harus dilakukan dan diputuskan dalam dilema yang membingungkan ini.
Disatu sisi, saya harus bisa bersikap 'gentle' akan sebuah pilihan, disisi lain banyak hal yang harus dipikirkan untuk masa depan masyarakat secara umum dan kelangsungan keluarga. Mungkinkah mengabaikan kemaslahatan ummat demi kepentingan dan karier pribadi. Karena dua pilihan inilah yang yang menjadi 'buah simalakama' yang terasa sulit dan sulit untuk diputuskan.
Oh tuhan, tunjukkan jalan-Mu...!!!
Pada awalah bulan depan (Mei) tahun ini, mau tidak mau, pasti harus mau untuk menentukan pilhan. Sebab yang paling tidak saya sukai adalah omongan yang mengarah pada ungkapan memanfaatkan kepentingan dalam dua 'job' dengan mengatur sang waktu untuk diiringi.
Pernahkah ini terjadi pada Anda?
Haruskah saya bertahan dengan kondisi saati ini dengan menjadi 'leader' pemberdayaan masyarakat dalam lembaga UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Kapongan Jawa Timur atau memilih menjadi staff skretariatan Panwaslu Kabupaten Situbondo?
Sebagai referensi pembaca untuk memberikan pendapat dan saran bahkan kritikan buat saya jika diperlukan.
- UPK PNPM Mandiri Perdesaan
- Panwaslu Kabupaten Situbondo
Pada pertengahan tahun 2012 tepatnya tanggal 21 Agustus 2012, saya mengikuti rekrutmen pengurus UPK, dan alhamdulillah saya lolos dan masuk kantor pada tanggal 01 Oktober 2012 dengan menempati posisi Sekretaris. Di akhir tahun (14 Nopember 2014) meskipun hanya 1 bulan 14 hari menjabat, saya dipercaya masyarakat Kecamatan Kapongan melalui rapat kelembagaan PNPM Mandiri Perdesaan untuk menjadi ketua UPK. Sejak itu, kami bekerja bersama pengurus lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan asset PNPM yang hanya berkisar 1,4 Milyar (thek-othekan deri taon 2001 sampek taon 2012 - bahasa madura), al hasil perjalan selama 3 tahun berjalan asset PNPM Kecamatan Kapongan sudaj mencapai angka 2,159 Milyar (Laporan UPK per 31 Desember 2014) artinya selama 2 tahun terakhir peningkatan asset sebesar 759 jutaan.
Dari inilah, tambah menjadi bingung terhadap apa yang harus dilakukan. Pengurus dan masyarakat sudah seperti keluarga sendiri, banyak suka dan duka yang dirasakan dan diselesaikan bersama-sama dengan mereka intinya banyak hal yang bisa dijadikan ukuran untuk melangkah pada tahapan selanjutnya. Meskipun di persoalan lainnya, terkait honor pengurus terlalu minim untuk tingkat kesejahteraan (kerja sosial), hahahaha...
Yang lebih membuat saya tambah bimbang dengan ungkapan dan statemen yang diucapkan oleh pak menteri marwan jakfar bahwa PNPM tahun 2015 sudah berakhir dan semua asset akan ditarik oleh pemerintah dan akan dikembalikan kembali ke masing-masing desa. Walaupun banyak kritikan atas pernyataan tersebut tapi sampai saat ini belum jelas apa, bagaimana dan kapan aturan dan perundang-undangannya dibuat dan diterapkan.
Awalnya ada seorang temen dekat yang sedikit prihatin akan kondisi kelaurgaku, dia menyarankan dan mengajak untuk menjadi staaf sekretariatan yang dia keluti saat ini. Alasannya, meskipun masa bhakti panwaslu berkhir selama 9 bulan kedepan, dia optimis bahwa jabatan ini akan menjadi awal tentang karier saya.
Dari berbagai masukan keluarga dan teman-teman lainnyajuga menyarankan untuk memilih alternatif yang ke-2 sebab dengan alasan yang sama demi karier dan masa depan saya serta untuk urusan sosial bisa ditempuh dengan cara lain tanpa harus mengikat dalam sebuah lembaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar